AMD Sejarah yang Tak Terlupakan
Meskipun kiprahnya dalam dunia mobile processor masih dapat dibilang baru dibandingkan Intel, sepak terjang AMD memiliki beberapa cerita unik yang patut dituturkan.
Prosesor Athlon merupakan sebuah prosesor yang dibuat ulang tanpa menggunakan teknologi dari generasi pendahulunya, yaitu K6. Secara teknis, AMD meningkatkan Floating Point Unit (FPU) pada prosesor ini secara signifikan dan menyertakan L1 Cache sebesar 128 KB (64 + 64 KB). Tidak berhenti pada penyertaan L1 Cache saja, pada awalnya prosesor Athlon memiliki subset Cache eksternal sebesar 512 KB yang diletakkan di sisi prosesor utama pada model Slot-A. Namun sayangnya, Cache tersebut tidak berjalan pada kecepatan penuh. Harga memori RAM yang tinggi menyebabkan Cache eksternal prosesor tersebut hanya dapat berjalan maksimum hingga 1/3 kecepatan inti prosesor.
AMD tampaknya tidak puas dengan kinerja yang ditawarkan oleh prosesor seri Athlon. AMD pun menciptakan revisi-revisi untuk prosesor tersebut dan meningkatkan kinerjanya secara signifikan pada setiap revisinya. Hanya berselang satu tahun dari peluncuran prosesor Athlon Slot-A, AMD menghadirkan generasi kedua dari prosesor Athlon bernama Thunderbird yang kini menggunakan format bentuk Pin Grid Array (PGA).
Salah satu perubahan yang menonjol dari generasi kedua prosesor Athlon ini adalah bentuknya yang lebih kompak dan kecil dibandingkan dengan Athlon Slot-A. Sebelumnya, Athlon Slot-A memiliki bentuk cukup besar, seperti sebuah kaset dengan kecenderungan lebih lebar dan tebal. Dengan perubahan format bentuk ini, AMD memotong hampir 80% dari ukuran prosesor Athlon sebelumnya.
Dari segi teknis, AMD juga mengambil langkah yang dapat dibilang cukup drastis. Sebelumnya, Athlon Slot-A dengan ukuran yang besar mendukung penempatan Cache eksternal sebesar 512 KB. Namun, dengan pemotongan ukuran yang cukup signifikan tersebut, Athlon Thunderbird menggunakan Cache internal dengan ukuran 256 KB saja. Meskipun terkesan sedikit (setengah dari jumlah Cache eksternal Athlon Slot-A) Cache pada Athlon Thunderbird berjalan dengan kecepatan penuh dan pada penggunaan sehari-harinya, menghasilkan kinerja yang lebih optimal dan cepat dibandingkan dengan pendahulunya.
Permintaan akan prosesor AMD pun membumbung tinggi karena pengguna IT menghendaki sebuah prosesor dengan kinerja tertinggi. Akhirnya, pada awal tahun 2000, produsen motherboard kelas dunia mulai menaruh perhatian pada prosesor tawaran AMD dan menciptakan jajaran motherboard yang diperuntukkan bagi prosesor seri Athlon.
Sayangnya, tidak semua hal berjalan mulus untuk AMD. Keluhan mulai melayang ke meja customer service AMD di berbagai negara. Suhu prosesor yang tinggi menjadi keluhan yang sering dilayangkan para konsumen. Bahkan pada waktu itu, prosesor Athlon menemui batas kecepatannya pada 1400 MHz, itupun dengan panas yang cukup berlebih.
AMD, sebagaimana layaknya sebuah perusahaan yang penuh dengan inovasi, menanggapi keluhan tersebut dengan mengeluarkan generasi ketiga dari prosesor Athlon yang diberi nama Athlon XP. Pada generasi ini, AMD menghadirkan dua peningkatan feature dan kinerja yang sangat signifikan. Pada model ini AMD menghadirkan dukungan instruksi SSE yang dapat ditemui pada prosesor Intel. Penambahan feature ini berarti kinerja aplikasi yang dominan menggunakan feature tersebut dapat berjalan dengan kecepatan penuh pada sistem dengan prosesor Athlon XP. Peningkatan signifikan selanjutnya terletak pada peningkatan efisiensi kinerja dibandingkan generasi sebelumnya. Athlon XP memiliki kinerja 10% lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya pada kecepatan yang sama. Hal ini disebabkan AMD mengubah arsitektur perintah internal prosesor dan menambahkan hardware data prefetch.
Feature yang akhirnya membuat AMD percaya diri untuk merambah ke dunia prosesor mobile dengan Athlon adalah pengurangan daya sebesar 20% dibandingkan dengan pendahulunya. Hal ini berujung pada hadirnya Mobile Athlon 4 yang menjadi prosesor mobile AMD pertama dengan arsitektur K7.
Meskipun tidak terlalu banyak produsen notebook yang mengintegrasikan prosesor mobile AMD tersebut, niat AMD untuk meningkatkan kinerja tawaran prosesor mobile-nya tidak surut. Hanya berselang tidak sampai satu tahun, AMD mengeluarkan penerus Mobile Athlon 4 dengan nama Mobile Athlon XP.
Secara arsitektural, Mobile Athlon XP tidak terlalu berbeda dengan versi desktop Athlon XP. Namun secara teknis, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan. Pertama, Mobile Athlon XP berjalan pada voltase yang lebih rendah. Hal ini mengijinkan penggunaan daya baterai yang lebih rendah. Kedua, Multiplier pada prosesor ini tidak terkunci sehingga kecepatan prosesor dapat diatur tidak hanya dari segi pengaturan Front Side Bus (FSB) saja. Sebenarnya, Mobile Athlon XP adalah Athlon XP yang secara selektif dipilih karena kemampuannya berjalan pada voltase rendah. Akibatnya, banyak overclocker yang mencari prosesor Mobile Athlon XP karena memiliki potensi sangat besar untuk ditingkatkan kecepatannya.
Penantian yang panjang
Pada tahun 2003, tampaknya perseteruan antara Intel dan AMD berada pada tingkat tertingginya dan mempengaruhi perkembangan prosesor mobile dari AMD. Peluncuran prosesor Intel Pentium 4 revisi C, tidak menimbulkan sifat reaktif AMD dengan meluncurkan prosesor baru. AMD lebih memilih untuk diam dan lebih mengkonsentrasikan untuk membawa prosesor generasi kedelapan secepatnya ke tangan konsumen.
Penantian yang panjang ini akhirnya direalisasikan oleh AMD dengan memperkenalkan prosesor generasi kedelapan yang disebut dengan nama Athlon 64 pada akhir tahun 2003.
Perkenalan Athlon 64 langsung membuat penikmat dan pemerhati teknologi komputer jatuh cinta pada prosesor tersebut. Salah satu feature utama yang mengontribusikan tingginya kinerja prosesor Athlon 64 adalah penyertaan on-die memory controller. Feature tersebut berarti kecepatan akses memori menjadi tinggi karena berjalan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan prosesor.
Kecil-kecil cabe rawit
Athlon bukan satu-satunya prosesor desktop yang dipilih untuk dijadikan prosesor mobile saja. Beberapa model prosesor AMD Sempron juga digunakan sebagai prosesor mobile.
Pada awalnya, Sempron merupakan produk kelas bawah dari Athlon XP yang ditujukan untuk konsumen dengan dana minimal. Namun pada akhir daur hidup prosesor AMD generasi ketujuh, Sempron merupakan skema penamaan ulang Athlon XP, khususnya pada versi Barton yang diluncurkan bulan September tahun 2004. Oleh karena itu, semua feature Athlon XP juga terdapat di dalamnya.
Untuk prosesor generasi kedelapan, AMD mengambil dua rute yang cukup berbeda dalam menawarkan prosesor mobile-nya. Pada pasar menengah ke bawah, AMD masih tetap menggunakan nama Sempron pada prosesor mobile generasi kedelapannya. Namun untuk pasar prosesor mobile menengah ke atas, AMD memutuskan untuk mengusung sebuah nama baru, yaitu Turion 64.
berita PROSESOR TERBARU AMD
AMD Resmi Luncurkan Pesaing Core i7
Meskipun kiprahnya dalam dunia mobile processor masih dapat dibilang baru dibandingkan Intel, sepak terjang AMD memiliki beberapa cerita unik yang patut dituturkan.
Prosesor Athlon merupakan sebuah prosesor yang dibuat ulang tanpa menggunakan teknologi dari generasi pendahulunya, yaitu K6. Secara teknis, AMD meningkatkan Floating Point Unit (FPU) pada prosesor ini secara signifikan dan menyertakan L1 Cache sebesar 128 KB (64 + 64 KB). Tidak berhenti pada penyertaan L1 Cache saja, pada awalnya prosesor Athlon memiliki subset Cache eksternal sebesar 512 KB yang diletakkan di sisi prosesor utama pada model Slot-A. Namun sayangnya, Cache tersebut tidak berjalan pada kecepatan penuh. Harga memori RAM yang tinggi menyebabkan Cache eksternal prosesor tersebut hanya dapat berjalan maksimum hingga 1/3 kecepatan inti prosesor.
AMD tampaknya tidak puas dengan kinerja yang ditawarkan oleh prosesor seri Athlon. AMD pun menciptakan revisi-revisi untuk prosesor tersebut dan meningkatkan kinerjanya secara signifikan pada setiap revisinya. Hanya berselang satu tahun dari peluncuran prosesor Athlon Slot-A, AMD menghadirkan generasi kedua dari prosesor Athlon bernama Thunderbird yang kini menggunakan format bentuk Pin Grid Array (PGA).
Salah satu perubahan yang menonjol dari generasi kedua prosesor Athlon ini adalah bentuknya yang lebih kompak dan kecil dibandingkan dengan Athlon Slot-A. Sebelumnya, Athlon Slot-A memiliki bentuk cukup besar, seperti sebuah kaset dengan kecenderungan lebih lebar dan tebal. Dengan perubahan format bentuk ini, AMD memotong hampir 80% dari ukuran prosesor Athlon sebelumnya.
Dari segi teknis, AMD juga mengambil langkah yang dapat dibilang cukup drastis. Sebelumnya, Athlon Slot-A dengan ukuran yang besar mendukung penempatan Cache eksternal sebesar 512 KB. Namun, dengan pemotongan ukuran yang cukup signifikan tersebut, Athlon Thunderbird menggunakan Cache internal dengan ukuran 256 KB saja. Meskipun terkesan sedikit (setengah dari jumlah Cache eksternal Athlon Slot-A) Cache pada Athlon Thunderbird berjalan dengan kecepatan penuh dan pada penggunaan sehari-harinya, menghasilkan kinerja yang lebih optimal dan cepat dibandingkan dengan pendahulunya.
Permintaan akan prosesor AMD pun membumbung tinggi karena pengguna IT menghendaki sebuah prosesor dengan kinerja tertinggi. Akhirnya, pada awal tahun 2000, produsen motherboard kelas dunia mulai menaruh perhatian pada prosesor tawaran AMD dan menciptakan jajaran motherboard yang diperuntukkan bagi prosesor seri Athlon.
Sayangnya, tidak semua hal berjalan mulus untuk AMD. Keluhan mulai melayang ke meja customer service AMD di berbagai negara. Suhu prosesor yang tinggi menjadi keluhan yang sering dilayangkan para konsumen. Bahkan pada waktu itu, prosesor Athlon menemui batas kecepatannya pada 1400 MHz, itupun dengan panas yang cukup berlebih.
AMD, sebagaimana layaknya sebuah perusahaan yang penuh dengan inovasi, menanggapi keluhan tersebut dengan mengeluarkan generasi ketiga dari prosesor Athlon yang diberi nama Athlon XP. Pada generasi ini, AMD menghadirkan dua peningkatan feature dan kinerja yang sangat signifikan. Pada model ini AMD menghadirkan dukungan instruksi SSE yang dapat ditemui pada prosesor Intel. Penambahan feature ini berarti kinerja aplikasi yang dominan menggunakan feature tersebut dapat berjalan dengan kecepatan penuh pada sistem dengan prosesor Athlon XP. Peningkatan signifikan selanjutnya terletak pada peningkatan efisiensi kinerja dibandingkan generasi sebelumnya. Athlon XP memiliki kinerja 10% lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya pada kecepatan yang sama. Hal ini disebabkan AMD mengubah arsitektur perintah internal prosesor dan menambahkan hardware data prefetch.
Feature yang akhirnya membuat AMD percaya diri untuk merambah ke dunia prosesor mobile dengan Athlon adalah pengurangan daya sebesar 20% dibandingkan dengan pendahulunya. Hal ini berujung pada hadirnya Mobile Athlon 4 yang menjadi prosesor mobile AMD pertama dengan arsitektur K7.
Meskipun tidak terlalu banyak produsen notebook yang mengintegrasikan prosesor mobile AMD tersebut, niat AMD untuk meningkatkan kinerja tawaran prosesor mobile-nya tidak surut. Hanya berselang tidak sampai satu tahun, AMD mengeluarkan penerus Mobile Athlon 4 dengan nama Mobile Athlon XP.
Secara arsitektural, Mobile Athlon XP tidak terlalu berbeda dengan versi desktop Athlon XP. Namun secara teknis, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan. Pertama, Mobile Athlon XP berjalan pada voltase yang lebih rendah. Hal ini mengijinkan penggunaan daya baterai yang lebih rendah. Kedua, Multiplier pada prosesor ini tidak terkunci sehingga kecepatan prosesor dapat diatur tidak hanya dari segi pengaturan Front Side Bus (FSB) saja. Sebenarnya, Mobile Athlon XP adalah Athlon XP yang secara selektif dipilih karena kemampuannya berjalan pada voltase rendah. Akibatnya, banyak overclocker yang mencari prosesor Mobile Athlon XP karena memiliki potensi sangat besar untuk ditingkatkan kecepatannya.
Penantian yang panjang
Pada tahun 2003, tampaknya perseteruan antara Intel dan AMD berada pada tingkat tertingginya dan mempengaruhi perkembangan prosesor mobile dari AMD. Peluncuran prosesor Intel Pentium 4 revisi C, tidak menimbulkan sifat reaktif AMD dengan meluncurkan prosesor baru. AMD lebih memilih untuk diam dan lebih mengkonsentrasikan untuk membawa prosesor generasi kedelapan secepatnya ke tangan konsumen.
Penantian yang panjang ini akhirnya direalisasikan oleh AMD dengan memperkenalkan prosesor generasi kedelapan yang disebut dengan nama Athlon 64 pada akhir tahun 2003.
Perkenalan Athlon 64 langsung membuat penikmat dan pemerhati teknologi komputer jatuh cinta pada prosesor tersebut. Salah satu feature utama yang mengontribusikan tingginya kinerja prosesor Athlon 64 adalah penyertaan on-die memory controller. Feature tersebut berarti kecepatan akses memori menjadi tinggi karena berjalan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan prosesor.
Kecil-kecil cabe rawit
Athlon bukan satu-satunya prosesor desktop yang dipilih untuk dijadikan prosesor mobile saja. Beberapa model prosesor AMD Sempron juga digunakan sebagai prosesor mobile.
Pada awalnya, Sempron merupakan produk kelas bawah dari Athlon XP yang ditujukan untuk konsumen dengan dana minimal. Namun pada akhir daur hidup prosesor AMD generasi ketujuh, Sempron merupakan skema penamaan ulang Athlon XP, khususnya pada versi Barton yang diluncurkan bulan September tahun 2004. Oleh karena itu, semua feature Athlon XP juga terdapat di dalamnya.
Untuk prosesor generasi kedelapan, AMD mengambil dua rute yang cukup berbeda dalam menawarkan prosesor mobile-nya. Pada pasar menengah ke bawah, AMD masih tetap menggunakan nama Sempron pada prosesor mobile generasi kedelapannya. Namun untuk pasar prosesor mobile menengah ke atas, AMD memutuskan untuk mengusung sebuah nama baru, yaitu Turion 64.
berita PROSESOR TERBARU AMD
AMD Resmi Luncurkan Pesaing Core i7
LAS
VEGAS - Seolah tak mau kalah dengan pesaing utamanya, Intel yang
meluncurkan prosesor Core i7 pada November silam. Advanced Micro Devices
(AMD) mengeluarkan prosesor tandingan generasi terbaru Phenom yang
diklaim sebagai prosesor paling cepat untuk PC Desktop.
Tak tanggung-tanggung, AMD merilis dua prosesor quadcore, yang memiliki kecepatan clockspeed 3.0 GHz dan 2.8GHz. Selain itu prosesor Phenom II juga memiliki 8MB cache, dan dikembangkan dengan teknologi proses 45 nanometer, yang lebih efiesien daripada proses chip sebelumnya.
Berdasarkan ujicoba, prosesor AMD dapat di-overclocked hingga kecepatan 4 GHz dengan sistem pendingin air, sedangkan dengan sistem pendingin nitrogen cair kecepatan prosesor tersebut mampu ditingkatkan berkecepatan hingga 5GHz.
Seperti dilansir PCWorld, Kamis (8/1/2009), prosesor berkecepatan 3.0GHz yang diberi nama Phenom II X4 940 Black Edition� tersebut dibanderol sekira Rp2,453,574.25 () Sedangkan Phenom II X4 920 processor berkecepatan 2.8GHz dibanderol seharga Rp2,096,690.72 ()
AMD mengungkapkan, saat ini dua prosesor terbarunya akan digunakan pada komputer desktop keluaran Dell, XPS 625. Selain Dell, HP dan Alienware rencananya juga akan menggunakan chip milik AMD pada desktop produksinya.
Prosesor generasi kedua Phenom itu diharapkan mampu memuaskan dahaga para gamers pada kebutuhan komputer berkecepatan tinggi
Tak tanggung-tanggung, AMD merilis dua prosesor quadcore, yang memiliki kecepatan clockspeed 3.0 GHz dan 2.8GHz. Selain itu prosesor Phenom II juga memiliki 8MB cache, dan dikembangkan dengan teknologi proses 45 nanometer, yang lebih efiesien daripada proses chip sebelumnya.
Berdasarkan ujicoba, prosesor AMD dapat di-overclocked hingga kecepatan 4 GHz dengan sistem pendingin air, sedangkan dengan sistem pendingin nitrogen cair kecepatan prosesor tersebut mampu ditingkatkan berkecepatan hingga 5GHz.
Seperti dilansir PCWorld, Kamis (8/1/2009), prosesor berkecepatan 3.0GHz yang diberi nama Phenom II X4 940 Black Edition� tersebut dibanderol sekira Rp2,453,574.25 () Sedangkan Phenom II X4 920 processor berkecepatan 2.8GHz dibanderol seharga Rp2,096,690.72 ()
AMD mengungkapkan, saat ini dua prosesor terbarunya akan digunakan pada komputer desktop keluaran Dell, XPS 625. Selain Dell, HP dan Alienware rencananya juga akan menggunakan chip milik AMD pada desktop produksinya.
Prosesor generasi kedua Phenom itu diharapkan mampu memuaskan dahaga para gamers pada kebutuhan komputer berkecepatan tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
masukkan komentar anda disini