BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Di era golbalisasi
menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat
kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan
meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko
kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan
produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja
di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan
terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya.
Resiko ini bervariasi
mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis
pekerjaannya. Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar
1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan
muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah
tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di
18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara
pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual,
kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan tangan.
Pelayanan publik dewasa
ini telah menjadi isu yang semakin strategis, karena kualitas kinerja birokrasi
pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan
politik.
Dalam kehidupan
ekonomi, perbaikan kinerja birokrasi akan bisa memperbaiki iklim ekonomi yang
amat diperlukan oleh bangsa Indonesia untuk bisa keluar dari krisis ekonomi
yang berkepanjangan. Kinerja birokrasi pelayanan publik di Indonesia yang
sering mendapat sorotan dari masyarakat menjadi
faktor penentu yang penting dari penurunan minat investasi. Dalam kehidupan
politik, perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan mempunyai implikasi
luas, terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Kurang
baiknya kinerja birokrasi menjadi salah satu faktor penting yang mendorong
munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dengan adanya
perbaikan kinerja pelayanan publik diharapkan mampu memperbaiki kembali citra
pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan yang semakin
baik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun kembali sehingga
pemerintah bisa meningkatkan legitimasi yang lebih kuat di mata publik.
Kondisi pelayanan yang
dilaksanakan pemerintah dalam berbagai jenis pelayanan masih dianggap belum
sesuai harapan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari adanya berbagai
pengaduan maupun keluhan, baik yang disampaikan langsung kepada institusi unit
pelayanan maupun melalui media cetak ataupun elektronika. Di sisi lain,
masyarakat sendiripun belum memberikan kontrol yang efektif untuk mendorong
peningkatan pelayanan publik. Oleh sebab itu, untuk lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, upaya-upaya peningkatan pelayanan
publik terus ditingkatkan melalui berbagai pembenahan yang menyeluruh baik dari
aspek kelembagaan, kepegawaian, tatalaksana dan akuntabilitas. Diharapkan, hal
ini dapat menghasilkan pelayanan yang prima yaitu pelayanan yang cepat, tepat,
murah, aman, berkeadilan dan akuntabel.
1.2 Tujuan :
A.
Agar dapat Mewujudkan lingkungan kerja
yang aman, nyaman dan selamat dalam mengerjakan segala aktifitas apapun.
B.
Mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan
produktif agar bias bekerja dengan baik.
C.
Mewujudkan laboratorium yang berkualitas
dan terpercaya akan segala Produk atau hasil apapun yang di hasilkan dapat di sukai
oleh Masyarakat Luas karena mutunya yang Higienis.
D.
Mewujudkan sistem informasi hiperkes dan
keselamatan kerja.
E.
Menciptakan kondisi tempat dan
lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, memberikan keuntungan baik kepada
perusahan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral
dan produktivitas kerja karyawan.
BAB II
PENYAKIT AKIBAT KERJA
2.1.
Mencegah Kantor Menjadi Ladang Penyakit, Dan Mengenali Kondisi Pekerjaan Anda
Terbiasa
di depan komputer, terlalu lama duduk di kantor, mengendalikan mesin-mesin
pabrik, atau bahkan mengolah bahan-bahan kimia yang berhubungan dengan
pekerjaan dan berbagai kebiasaan dalam melaksanakan tugas dalam pekerjaan,
tanpa disadari dapat memicu penyakit. Hal ini umumnya dinamakan sebagai Penyakit
Akibat Kerja (PAK). Namun, sudahkah Anda memperhitungkan dan memahami risiko
dari pekerjaan Anda? Maka untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan mengenai
PAK, berikut artikel singkatnya.
Masalah
kesehatan kerja adalah adanya penyakit yang timbul akibat kerja, penyakit
akibat hubungan kerja ataupun kecelakaan akibat kerja, yang disebabkan adanya
interaksi antara pekerja dengan alat, metode dan proses kerja serta lingkungan
kerja.
“Ketika
orang ambil pekerjaan, harus dipikirkan risikonya juga,” tutur dr. Bassilius
Agung, Kepala Pukesmas Tanah Kali Kedinding dimana di wilayah kerjanya telah
terdapat 6 buah pos UKK (Unit Kesehatan Kerja) untuk para pekerja informal atau
para pengusaha kecil, seperti pengrajin, pekerja giras, atau pun warung-warung
tegal.
Seperti
yang dijelaskan oleh dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
ini, PAK merupakan sebuah efek samping yang terjadi saat bekerja sehingga
diperlukan sebuah sistem, yakni sitem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada
setiap perusahaan.
Maka
untuk menunjang sistem tersebut, dibutuhkan APD (Alat Pelindung Diri). “APD
saja belum cukup, diperlukan juga pengetahuan dari pekerja,” lanjut dr. Agung.
Pengetahuan dari pekerja itu sendiri mengenai PAK ataupun mengenai risiko kerja
sangat dibutuhkan. Sedangkan gambaran pekerjaan yang perlu diketahui adalah :
- Jenis
pekerjaan (saat ini dan sebelumnya)
- Gerakan
dalam bekerja
- Tugas
yang berat / berlebihan
- Perubahan
/ pergeseran kerja
- Iklim
di tempat kerja
- Pekerjaan
lain / paruh waktu seperti ibu rumah tangga, sebagai orang tua dan
lain-lain
Untuk
mengetahui pajanan (peristiwa /risiko penularan) di tempat kerja, maka perlu
diketahui:
- Pajanan yang ada saat ini dan
sebelumnya (fisik, biologi, kimia, dan psikososial) dengan membuat daftar
pertanyaan
- Riwayat mengalami kecelakaan atau
kejadian dalam penggunaan bahan kimia, misalnya: menumpahkan bahan kimia,
dll.
- Bekerja dengan pajanan pada tempat
yang terbatas
2.2
PENGERTIAN PAK
Pada simposium internasional
mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO
(International Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi
menyangkut PAK sebagai berikut:
-
Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease
Adalah
penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
-
Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related Disease
Adalah
penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan
memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya
penyakit yang mempunyai etiologi kompleks
-
Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting Working Populations
Adalah
penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat
kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan
DIAGNOSIS
Sebelum menentukan penyakit tersebut disebabkan karena risiko pekerjaan, dibutuhkan diagnosis yang tepat dan untuk menunjang diagnosis tersebut, maka diperlukan beberapa sumber dalam menyelidiki secara adekuat hubungan antara pekerjaan dengan penyakit.
Sebelum menentukan penyakit tersebut disebabkan karena risiko pekerjaan, dibutuhkan diagnosis yang tepat dan untuk menunjang diagnosis tersebut, maka diperlukan beberapa sumber dalam menyelidiki secara adekuat hubungan antara pekerjaan dengan penyakit.
Keberhasilan
identifikasi PAK diberbagai kelompok pekerjaan tergantung dari riwayat pasien
secara keseluruhan. Untuk mempertegas diperlukan pemeriksaan laboratorium (bio
monitoring dan tes klinik), penilaian paparan lingkungan secara tepat dengan
memperhatikan legalitas, etika dan faktor sosioekonomi. Selain itu juga perlu
diketahui garis besar riwayat pekerjaan, serta gambaran pekerjaan saat ini dan
saat yang lalu.
Penyebab
Penyakit Akibat Kerja
Terdapat
beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut beberapa
jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat
kerja.
- Golongan
Fisik - bising, radiasi, suhu ekstrem, tekanan udara, vibrasi, penerangan
- Golongan
Kimiawi - semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut
- Golongan
Biologik - bakteri, virus, jamur dan lain-lain
- Golongan
Fisiologik/Ergonomik - desain tempat kerja, beban kerja
- Golongan
Psikososial - stres psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan, dan
lain-lain
Di
negara maju faktor fisik, biologi dan kimiawi sudah dapat dikendalikan,
sehingga golongan fisiologik dan psikososial yang menjadi penyebab utama.
2.3 Beberapa Penyakit Akibat Kerja/Penyakit
Akibat Hubungan Kerja
Penyakit Saluran Pernafasan
PAK
pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis.
1.1 Akut misalnya asma akibat kerja.
1.2 Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau karena virus.
1.3 Kronis, missal: asbestosis.
1.4 Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
1.5 Edema paru akut.
1.6 Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.
1.1 Akut misalnya asma akibat kerja.
1.2 Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau karena virus.
1.3 Kronis, missal: asbestosis.
1.4 Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
1.5 Edema paru akut.
1.6 Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.
- Penyakit
Kulit
a. Pada
umumnya tidak spesifik, menyusahkan,Tidak mengancam kehidupan,kadang sembuh
sendiri.
b. Dermatitis
kontak yang dilaporkan, 90% merupakan penyakit kulit yang berhubungan dengan pekerjaan.
c. Penting
riwayat pekerjaan dalam mengidentifikasi iritan yang merupakan penyebab,
membuat peka atau karena faktor lain.
- Kerusakan
Pendengaran
·
Banyak kasus gangguan pendengaran
menunjukan akibat pajanan kebisingan yang lama, ada beberapa kasus bukan karena
pekerjaan.
·
Riwayat pekerjaan secara detail
sebaiknya didapatkan dari setiap orang dengan gangguan pendengaran.
·
Dibuat rekomendasi tentang pencegahan
terjadinya hilangnya pendengaran.
- Gejala
pada Punggung dan Sendi
Ø Tidak
ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada punggung yang berhubungan dengan pekerjaandaripada
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
Ø Penentuan
kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan.
Ø Artritis
dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan berulang yang tidak wajar.
- Kanker
Ø Adanya
presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang disebabkan oleh pajanan
di tempat kerja.
Ø Bukti
bahwa bahan di tempat kerja, karsinogen sering kali didapat dari laporan klinis
individu dari pada studi epidemiologi.
Ø Pada
Kanker pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun sebelum
diagnosis.
- Coronary
Artery Disease
Ø Oleh
karena stres atau Carbon Monoksida dan bahan kimia lain di tempat kerja
- Penyakit
Liver
Ø Sering
di diagnosis sebagai penyakit liver oleh karena hepatitis virus atau sirosis karena
alkohol.
Ø Penting
riwayat tentang pekerjaan, serta bahan toksik yang ada.
- Masalah
Neuropsikiatrik
Ø Masalah
neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering diabaikan
Ø Neuro
pati perifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian alkohol atau tidak
diketahui penyebabnya, depresi SSP oleh karena penyalahgunaan zat-zat atau
masalah psikiatri.
Ø Kelakuan
yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stres yang berhubungan
dengan pekerjaan.
Ø Lebih
dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat menyebabkan depresi SSP.
Ø Beberapa
neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri, methyl, butyl ketone) dapat
menyebabkan neuropati perifer.
Ø Carbon
disulfide dapat menyebabkan gejala seperti psikosis.
- Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
Ø Alergi.
Ø Gangguan
kecemasan mungkin berhubungan dengan bahan kimia atau lingkungan.
Ø Sick
building syndrome.
Ø Multiple
Chemical Sensitivities (MCS), mis: parfum, derivate petroleum, rokok.
2.4 Pencegahan PAK
Mengetahui
keadaan pekerjaa, dan kondisinya seperti yang telah dijelaskan di atas dapat
menjadi salah satu pencegahan terhadap PAK. Selanjutnya sebelum dr. Agung
menutup wawancara, Ia juga memberikan beberapa tips dalam mencegah PAK,
diantaranya:
1. Pakailah APD secara benar dan teratur
2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.
2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.
Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain
yang dapat ditembuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal
tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja, diantaranya:
A.
Pencegahan Primer – Health Promotion
- Perilaku
Kesehatan
- Faktor
bahaya di tempat kerja
- Perilaku
kerja yang baik
- Olahraga
- Gizi
seimbang
B.
Pencegahan Sekunder – Specifict Protection
- Pengendalian
melalui perundang-undangan
- Pengendalian
administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja
- Pengendalian
teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD)
- Pengendalian
jalur kesehatan: imunisasi
C.
Pencegahan Tersier - Early Diagnosis and Prompt Treatment
- Pemeriksaan
kesehatan pra-kerja.
- Pemeriksaan
kesehatan berkala.
- Surveilans.
- Pemeriksaan
lingkungan secara berkala.
- Pengobatan
segera bila ditemukan gangguan pada pekerja.
- Pengendalian
segera di tempat kerja.
Kondisi
fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja, namun dengan bekerja
benar teratur bukan berarti dapat mencegah kesehatan kita terganggu. Kepedulian
dan kesadaran akan jenis pekerjaan juga kondisi pekerjaan dapat menghalau
sumber penyakit menyerang. Dengan didukung perusahaan yang sadar kesehatan,
maka kantor pun akan benar-benar menjadi lahan menuai hasil bukanlah penyakit.
2.5 Pengaruh Komputer
Terhadap Kesehatan Mata
Komputer merupakan peralatan yang selalu
digunakan dalam setiap pekerjaan kantor, pabrik, kegiatan belajar mengajar
bahkan dirumah-rumah pun sekarang sudah disediakan komputer, sehingga banyak
orang harus bekerja di depan monitor komputer sepanjang hari. Untuk dapat
melihat dengan jelas dan berakomodasi, mata kita dilengkapi tiga otot eksternal
yang mengatur gerakan bola mata. Ketiga otot ini pulalah yang akan bekerja
keras ketika anda bekerja selama di depan komputer. Bila sudah terlalu lelah,
otot - otot mata akan semakin berkurang kekuatannya dan kemampuan fokus mata
pun akan menurun. Bukan tidak mungkin Anda akan mengeluh sakit kepala,
penglihatan menjadi kabur secara permanen sehingga harus memakai kacamata,
ataupun malah menambah ukuran minus / plus kacamata anda.
Berikut beberapa tips mengatasi kelelahan dan ketegangan mata di saat bekerja di depan monitor.
Berikan istirahat secukupnya secara berkala walaupun hanya dengan sekedar
memejamkan mata selama beberapa menit, bahkan sebelum mata Anda terasa lelah.
Jangan pernah mengucek mata anda, sering-seringlah berkedip. Ini dapat
menurunkan ketegangan dan menjaga mata anda tetap basah dan sejuk. Bila anda
terlalu lama melihat dalam jarak dekat, alihkan pandangan anda ke arah yang
jauh. Lakukan selama beberapa menit setiap 30 menit.
Perhatikan
pencahayaan dalam ruang kerja anda. Jangan bekerja dalam ruangan yang terlalu
terang dan menyilaukan mata. Gunakan kerai untuk mengatur cahaya dari jendela.
Letakkan lampu di atas kepala. Hindari anda menatap cahayanya secara langsung.
Sebaliknya, jangan pula bekerja dalam ruangan yang terlalu gelap atau redup.
Usahakan agar ruangan anda cukup terang agarmata anda tidak bekerja terllau
keras.
Gunakan filter
glass monitor untuk mengurangi sinar yang menyilaukan dan radiasi yang
dipancarkan layar monitor. Berbicaralah pada vendor perlengkapan komputer anda
untuk mendapatkan filter yang baik dan mampu mengurang ipengaruh radiasi, bukan
hanya sekedar meredupkan cahaya monitor. Periksa apakah monitor anda masih bekerja
dengan baik. Bila gambar yang tampak semakin buram, atau tidak nyaman bagi mata
anda, maka sudah waktunya untuk memperbaiki atau mengganti monitor komputer
anda. Lebih baik mengganti monitor daripada membiarkan mata anda terganggu.
Sering-seringlah membersihkan monitor dari debu dan kotoran yang mengganggu
layar.
Jika anda harus
bekerja dengan menyalin atau membaca kertas kerja, maka letakkan kertas kerja
tersebut dalam jarak yang seimbang dengan monitor anda. Ini agar anda tidak
perlu bolak-balik memfokuskan pandangan untuk membaca kertas kerja anda,
setelah membaca di layar monitor.
Letakkan layar monitor sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara 10 - 15 derajat dari posisi sejajar dengan pandangan lurus anda. Hal ini selain agar tidak melelahkan mata anda, juga menjaga agar bahu, dan leher cukup nyaman dalam bekerja.
Jika anda harus mengedit tulisan di depan komputer, pastikan ukuran atau font hurup yang anda gunakan cukup besar. Jangan paksa mata anda untuk membaca hurup kecil pada monitor. Mata anda bukanlah mikroskop bagi tulisan yang ada di layar monitor. Gunakan fasilitas untuk memperbesar atau menyesuaikan besar tampilan gambar di monitor anda. Bila anda telah selesai mengedit atau membacanya, anda bisa kembalikan font tersebut ke posisi semula.
Jika anda menggunakan kacamata atau lensa kontak dan anda harus bekerja sepanjang hari di depan monitor, ada baiknya anda konsultasikan dengan dokter mata atau optik anda agar anda bisa mendapatkan kacamata yang sesuai. Baik ukuran lensa dan framenya. Bila anda merasa lelah menggunakan kacamata, tanggalkan saja. Kacamata bisa membuat mata lelah. Sesekali biarkan mata anda melihat bebas. Namun, segera kenakan kacamata anda bila merasa harus mengenakannya. Jangan paksa mata anda melihat tanpa
bantuan kacamata anda.
Letakkan layar monitor sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara 10 - 15 derajat dari posisi sejajar dengan pandangan lurus anda. Hal ini selain agar tidak melelahkan mata anda, juga menjaga agar bahu, dan leher cukup nyaman dalam bekerja.
Jika anda harus mengedit tulisan di depan komputer, pastikan ukuran atau font hurup yang anda gunakan cukup besar. Jangan paksa mata anda untuk membaca hurup kecil pada monitor. Mata anda bukanlah mikroskop bagi tulisan yang ada di layar monitor. Gunakan fasilitas untuk memperbesar atau menyesuaikan besar tampilan gambar di monitor anda. Bila anda telah selesai mengedit atau membacanya, anda bisa kembalikan font tersebut ke posisi semula.
Jika anda menggunakan kacamata atau lensa kontak dan anda harus bekerja sepanjang hari di depan monitor, ada baiknya anda konsultasikan dengan dokter mata atau optik anda agar anda bisa mendapatkan kacamata yang sesuai. Baik ukuran lensa dan framenya. Bila anda merasa lelah menggunakan kacamata, tanggalkan saja. Kacamata bisa membuat mata lelah. Sesekali biarkan mata anda melihat bebas. Namun, segera kenakan kacamata anda bila merasa harus mengenakannya. Jangan paksa mata anda melihat tanpa
bantuan kacamata anda.
Bsnyak orang sering mengabaikan apa
yang dinamakan cara duduk yang benar.Padahal hal ini sangatlah penting sebagai
dasar pola posisi ergonomis yang mana banyak aktivitas kerja dalam posisi
duduk. Misalnya mengetik di depan komputer. eski bukan tipe pemanja yang mudah
mengeluh, sekali-sekali Anda tentu pernah merasakan tak enak badan. Sakit
punggung, mata pedih dan terus menerus mengeluarkan air mata. Merasakan seluruh
otot dan urat badan kaku dan mengencang, sakit atau merasa tidak nyaman.
Tangan, pergelangan tangan, jari, lengan dan siku terasa sakit seperti
terbakar. Adakalanya tangan perih, dingin, ataupun kebas (kesemutan), dan
kehilangan kekuatan dan koordinasi. Ketika terjaga tengah malam, badan satu
sakit semua disertai pegal-pegal. Ingin rasanya segera memijat tangan,
pergelangan, dan lengan. Kalau muncul gejala sakit seperti itu, jangan anggap
remeh. Coba dengarkan keluhan punggung Anda, juga keluhan bagian tubuh lainnya.
Siapa tahu punggung Anda memang sedang mengalami masalah? Atau, barangkali anda
terserang Repetitive Strain Injury (RSI). Kegiatan yang selalu melibatkan
keyboard dan mouse ini dapat menimbulkan cedera urat tangan, lengan dan bahu.
Bisa dibayangkan, berapa ribu kali jari-jari tangan mengulang gerakan memukul
tuts keyboard ketika sedang mengetik, misalnya. Apalagi tangan sambil
mencengkeram dan menggeser-geser mouse. Lambat laun, tanpa disadari bisa
terjadi akumulasi kerusakan pada badan secara keseluruhan. Sesungguhnya semua
risiko yang dialami para pekerja kantoran bukan semata-mata faktor kecerobohan
- misal kurang memperhatikan posisi duduk yang benar. Namun bisa jadi
disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer, lampu penerang ruangan) kurang
mendukung kenyamanan dan kesehatan. Sebutlah, sakit pinggang jangan-jangan
karena tempat duduknya tidak memberi kenyamanan tulang belakang. Atau, penataan
perangkat komputer yang kurang tepat. Apalagi seharian (setidaknya delapan jam
sehari - itu kalau tidak lembur) hanya duduk, sementara indera penglihatan
terus melototi layar komputer dan jari-jari tangan sibuk memencet tuts
keyboard. Karenanya sarana penunjang kerja perlu mendapat perhatian, tidak saja
dari segi keselamatan, tapi juga kenyamanan dan kesehatan. Perlu dicatat, saat
mengetik ambil posisi duduk tegak, tidak bersikap loyo atau lesu. Untuk urusan
ini, sekarang sudah banyak dipasarkan model kursi ergonomis yang gampang
disetel sandarannya sehingga menawarkan kenyamanan. Sikap duduk yang benar dan
model kursi yang tepat membantu mengatasi masalah ini. Soalnya keluhan pada
punggung umumnya berkaitan dengan otot tulang belakang. Yang artinya ada faktor
ergonomi berperan dalam sindrom itu. Duduk bisa mengurangi rasa penat, memang
benar. Tetapi kalau dilakukan dalam jangka waktu lama dan posisi statis, justru
bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu, punggung, dan lengan. Alias RSI itu
tadi. Kenapa bisa begitu? Karena pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot
yang kuat dan lama tanpa cukup kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot
terhambat. Akibatnya, timbul rasa lelah dan nyeri pada otot tubuh. Yang paling
sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada bagian belakang tubuh hingga
leher, yang disebut juga varicose veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan
duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk.
Bsnyak
orang sering mengabaikan apa yang dinamakan cara duduk yang benar.Padahal hal
ini sangatlah penting sebagai dasar pola posisi ergonomis yang mana banyak
aktivitas kerja dalam posisi duduk. Misalnya mengetik di depan komputer. eski
bukan tipe pemanja yang mudah mengeluh, sekali-sekali Anda tentu pernah
merasakan tak enak badan. Sakit punggung, mata pedih dan terus menerus
mengeluarkan air mata. Merasakan seluruh otot dan urat badan kaku dan
mengencang, sakit atau merasa tidak nyaman. Tangan, pergelangan tangan, jari,
lengan dan siku terasa sakit seperti terbakar. Adakalanya tangan perih, dingin,
ataupun kebas (kesemutan), dan kehilangan kekuatan dan koordinasi. Ketika
terjaga tengah malam, badan satu sakit semua disertai pegal-pegal. Ingin
rasanya segera memijat tangan, pergelangan, dan lengan. Kalau muncul gejala
sakit seperti itu, jangan anggap remeh. Coba dengarkan keluhan punggung Anda,
juga keluhan bagian tubuh lainnya. Siapa tahu punggung Anda memang sedang
mengalami masalah? Atau, barangkali anda terserang Repetitive Strain Injury
(RSI). Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat menimbulkan
cedera urat tangan, lengan dan bahu. Bisa dibayangkan, berapa ribu kali
jari-jari tangan mengulang gerakan memukul tuts keyboard ketika sedang mengetik,
misalnya. Apalagi tangan sambil mencengkeram dan menggeser-geser mouse. Lambat
laun, tanpa disadari bisa terjadi akumulasi kerusakan pada badan secara
keseluruhan. Sesungguhnya semua risiko yang dialami para pekerja kantoran bukan
semata-mata faktor kecerobohan - misal kurang memperhatikan posisi duduk yang
benar. Namun bisa jadi disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer, lampu
penerang ruangan) kurang mendukung kenyamanan dan kesehatan. Sebutlah, sakit
pinggang jangan-jangan karena tempat duduknya tidak memberi kenyamanan tulang
belakang. Atau, penataan perangkat komputer yang kurang tepat. Apalagi seharian
(setidaknya delapan jam sehari - itu kalau tidak lembur) hanya duduk, sementara
indera penglihatan terus melototi layar komputer dan jari-jari tangan sibuk
memencet tuts keyboard. Karenanya sarana penunjang kerja perlu mendapat
perhatian, tidak saja dari segi keselamatan, tapi juga kenyamanan dan
kesehatan. Perlu dicatat, saat mengetik ambil posisi duduk tegak, tidak
bersikap loyo atau lesu. Untuk urusan ini, sekarang sudah banyak dipasarkan
model kursi ergonomis yang gampang disetel sandarannya sehingga menawarkan
kenyamanan. Sikap duduk yang benar dan model kursi yang tepat membantu
mengatasi masalah ini. Soalnya keluhan pada punggung umumnya berkaitan dengan
otot tulang belakang. Yang artinya ada faktor ergonomi berperan dalam sindrom
itu. Duduk bisa mengurangi rasa penat, memang benar. Tetapi kalau dilakukan
dalam jangka waktu lama dan posisi statis, justru bisa menimbulkan gangguan
pada leher, bahu, punggung, dan lengan. Alias RSI itu tadi. Kenapa bisa begitu?
Karena pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa
cukup kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya,
timbul rasa lelah dan nyeri pada otot tubuh. Yang paling sering dialami adalah
rasa sakit, pegal pada bagian belakang tubuh hingga leher, yang disebut juga
varicose veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan duduk dinamis, yaitu sesering
mungkin mengubah posisi pada saat duduk.
Bekerja di depan komputer sudah
menjadi rutinitas bagi kita, baik itu pekerja kantoran ataupun blogger seperti saya. Banyak dari kita yang
menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, ketika duduk bagian manakah
yang sakit ? pinggang, tangan atau hampir seluruh tubuh anda yang sakit ?
Salah satu sebabnya adalah
mungkin posisi duduk kita yang tidak ergonomis. Sebelum membahas bagaimana cara
agar bekerja didepan komputer lebih ergonomis mungkin mari kita baca ulang
tulisan saya mengenai tips
sehat bekerja di depan komputer. Tetapi kali ini saya lebih membahas
bagaimana agar posisi duduk kita ketika bekerja lebih ergonomis dan nyaman.
Berikut 9 tips agar posisi duduk
ketika bekerja di depan komputer agar lebih ergonomis dan nyaman sehingga bebas
dari rasa sakit pinggang dan sakit lainnya :
- Gunakan kursi
yang berkaki banyak, misalnya kaki lima. Ini berfungsi untuk menjaga stabilitas
dudukan dan keseimbangan badan.
- Pastikan kursi
anda berada di atas karpet atau alas yang tidak licin sehingga tidak
goyang.
- Disamping
menggunakan kursi yang berkaki lima, sebaiknya gunakan kursi yang dapat
memutar sehingga pekerjaan “ mobile “ anda akan lebih mudah.
- Pilih juga
kursi yang  dapat di atur tinggi rendahnya. Ini tentunya agar
fleksibel dengan ukuran tinggi tubuh penggunanya.
- Gunakan juga
kursi yang mempunyai sandaran di punggung sehingga dapat menopang punggung
dengan baik, bila tidak ada sebaiknya gunakan bantal.
- Gunakan monitor
yang lebar.
- Atur senyaman
mungkin resolusi monitor anda sehingga tidak melelahkan mata.
- Pastikan tinggi
meja dan kursi anda sesuai dengan tinggi tubuh anda.
- Terakhir,
pastikan lebar dudukan kursi sesuai dengan lebar bokong. Dapat di
bayangkan ketika lebar dudukan kursi lebih kecil dari bokong anda ?
2.7 Nyaman
bekerja dengan posisi duduk normal
Nich bagi karyawan
dan karyawati dan para bloggers khususnya, yang sering duduk lama di depan
komputer, ada cara untuk tetap terasa nyaman ketiga duduk memplototin laptop
dan sejenisnya.
Pernahkan kamu merasa pegal di
sekitar pinggang dan lutut saat bekerja?
Tapi Jika problema ini kerap anda
alami, bisa jadi dipicu posisi duduk yang salah. Padahal postur tubuh amat
dipengaruhi kebiasaan memposisikan tubuh seperti ketika berdiri, tidur, maupun
duduk.
Pernahkah kamu memperkirakan
berapa lama waktu yang dihabiskan dalam sehari di kursi ketika mengerjakan
tugas/ngeblog? sering kita tidak menyadari waktu telah berjalan begitu lama.
Sebagai contoh yach, silahkan
disimak informasi yang dilansir dari situs BBC News, di mana British
Chiropractic Association memperkirakan 32 persen dari total populasi penduduk
Inggris menghabiskan waktu lebih dari 10 jam di tempat duduknya. Kemudian
setengah populasi tidak meninggalkan meja kerja bahkan saat makan siang sekali
pun. Dan dua pertiganya kembali menghabiskan waktu di tempat duduk ketika
mereka pulang kerja.
Bekerja di depan komputer sudah menjadi rutinitas bagi kita, baik
itu pekerja kantoran ataupun blogger seperti saya Banyak dari kita yang
menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, ketika duduk bagian manakah
yang sakit ? pinggang, tangan atau hampir seluruh tubuh anda yang sakit ?
Salah satu sebabnya adalah mungkin posisi duduk kita yang tidak
ergonomis. Sebelum membahas bagaimana cara agar bekerja didepan komputer lebih
ergonomis mungkin mari kita baca ulang tulisan saya mengenai tips sehat kerja
di depan komputer Tetapi kali ini saya lebih membahas bagaimana agar posisi
duduk kita ketika bekerja lebih ergonomis dan nyaman.
Berikut 9 tips agar posisi duduk ketika bekerja di depan komputer
agar lebih ergonomis dan nyaman sehingga bebas dari rasa sakit pinggang dan sakit
lainnya :
- Gunakan
kursi yang berkaki banyak, misalnya kaki lima. Ini berfungsi untuk menjaga
stabilitas dudukan dan keseimbangan badan.
- Pastikan
kursi anda berada di atas karpet atau alas yang tidak licin sehingga tidak
goyang.
- Disamping
menggunakan kursi yang berkaki lima, sebaiknya gunakan kursi yang dapat
memutar sehingga pekerjaan “ mobile “ anda akan lebih mudah.
- Pilih
juga kursi yang dapat di atur tinggi rendahnya. Ini tentunya agar
fleksibel dengan ukuran tinggi tubuh penggunanya.
- Gunakan
juga kursi yang mempunyai sandaran di punggung sehingga dapat menopang
punggung dengan baik, bila tidak ada sebaiknya gunakan bantal.
- Gunakan
monitor yang lebar.
- Atur
senyaman mungkin resolusi monitor anda sehingga tidak melelahkan mata.
- Pastikan
tinggi meja dan kursi anda sesuai dengan tinggi tubuh anda.
- Terakhir,
pastikan lebar dudukan kursi sesuai dengan lebar bokong. Dapat di
bayangkan ketika lebar dudukan kursi lebih kecil dari bokong anda ?
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan K3 perkantoran
perlu memperhatikan 2(dua) hal penting yakni :
·
Indoor
·
Outdoor.
Baik perhatian terhadap
konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap
bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan
komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, display unit
(tata ruang dan alat), hygiene dan sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun
aspek lain mengenai penggunaan komputer.
Lingkungan kerja adalah
kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi,
ergonomic dan psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam
melaksanakanpekerjaannya.
Dua Kesehatan
lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal
mengevaluasi dalam mengendalikan semua factor-faktor dan stress lingkungan
ditempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteran,
kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat
Mencegah timbulannya
kecerdasan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-kungan usaha pengenalan
(recognition), penilaian (evaluasi), dan pengendalian (contol) bahaya
lingkungan kerja atau accupational health hazards
Menciptakan kondisi
tempat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, memberikan keuntungan
baik kepada perusahan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat
kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan.
Direktorat
Bina Kesehatan Kerja Depkes RI. 2007. Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat
Kerja Bagi Petugas Kesehatan: Pengantar Penyakit Akibat Kerja
3.2 Saran – saran
Mengusulkan pada Pusat
Promosi Kesehatan untuk membuat poster/leaflet. Secara umum di setiap unit
kerja dibuat poster yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan
kerja. Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.
Mengembangkan sistim
pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu menyediakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
masukkan komentar anda disini