Kamis, 05 April 2012

Tugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )

BAB 1
   PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya.
Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan tangan.
Pelayanan publik dewasa ini telah menjadi isu yang semakin strategis, karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik.
Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja birokrasi akan bisa memperbaiki iklim ekonomi yang amat diperlukan oleh bangsa Indonesia untuk bisa keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kinerja birokrasi pelayanan publik di Indonesia yang sering mendapat sorotan dari masyarakat menjadi  faktor penentu yang penting dari penurunan minat investasi. Dalam kehidupan politik, perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan mempunyai implikasi luas, terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Kurang baiknya kinerja birokrasi menjadi salah satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dengan adanya perbaikan kinerja pelayanan publik diharapkan mampu memperbaiki kembali citra pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun kembali sehingga pemerintah bisa meningkatkan legitimasi yang lebih kuat di mata publik.
Kondisi pelayanan yang dilaksanakan pemerintah dalam berbagai jenis pelayanan masih dianggap belum sesuai harapan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari adanya berbagai pengaduan maupun keluhan, baik yang disampaikan langsung kepada institusi unit pelayanan maupun melalui media cetak ataupun elektronika. Di sisi lain, masyarakat sendiripun belum memberikan kontrol yang efektif untuk mendorong peningkatan pelayanan publik. Oleh sebab itu, untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, upaya-upaya peningkatan pelayanan publik terus ditingkatkan melalui berbagai pembenahan yang menyeluruh baik dari aspek kelembagaan, kepegawaian, tatalaksana dan akuntabilitas. Diharapkan, hal ini dapat menghasilkan pelayanan yang prima yaitu pelayanan yang cepat, tepat, murah, aman, berkeadilan dan akuntabel.

1.2  Tujuan :

A.    Agar dapat Mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan selamat dalam mengerjakan segala aktifitas apapun.
B.     Mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan produktif agar bias bekerja dengan baik.
C.     Mewujudkan laboratorium yang berkualitas dan terpercaya akan segala Produk atau hasil apapun yang di hasilkan dapat di sukai oleh Masyarakat Luas karena mutunya yang Higienis.
D.    Mewujudkan sistem informasi hiperkes dan keselamatan kerja.
E.     Menciptakan kondisi tempat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan.

BAB II
 PENYAKIT AKIBAT KERJA

2.1. Mencegah Kantor Menjadi Ladang Penyakit, Dan Mengenali Kondisi Pekerjaan Anda

Terbiasa di depan komputer, terlalu lama duduk di kantor, mengendalikan mesin-mesin pabrik, atau bahkan mengolah bahan-bahan kimia yang berhubungan dengan pekerjaan dan berbagai kebiasaan dalam melaksanakan tugas dalam pekerjaan, tanpa disadari dapat memicu penyakit. Hal ini umumnya dinamakan sebagai Penyakit Akibat Kerja (PAK). Namun, sudahkah Anda memperhitungkan dan memahami risiko dari pekerjaan Anda? Maka untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan mengenai PAK, berikut artikel singkatnya.
Masalah kesehatan kerja adalah adanya penyakit yang timbul akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja ataupun kecelakaan akibat kerja, yang disebabkan adanya interaksi antara pekerja dengan alat, metode dan proses kerja serta lingkungan kerja.
“Ketika orang ambil pekerjaan, harus dipikirkan risikonya juga,” tutur dr. Bassilius Agung, Kepala Pukesmas Tanah Kali Kedinding dimana di wilayah kerjanya telah terdapat 6 buah pos UKK (Unit Kesehatan Kerja) untuk para pekerja informal atau para pengusaha kecil, seperti pengrajin, pekerja giras, atau pun warung-warung tegal.
Seperti yang dijelaskan oleh dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini, PAK merupakan sebuah efek samping yang terjadi saat bekerja sehingga diperlukan sebuah sistem, yakni sitem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada setiap perusahaan.
Maka untuk menunjang sistem tersebut, dibutuhkan APD (Alat Pelindung Diri). “APD saja belum cukup, diperlukan juga pengetahuan dari pekerja,” lanjut dr. Agung. Pengetahuan dari pekerja itu sendiri mengenai PAK ataupun mengenai risiko kerja sangat dibutuhkan. Sedangkan gambaran pekerjaan yang perlu diketahui adalah :
  1. Jenis pekerjaan (saat ini dan sebelumnya)
  2. Gerakan dalam bekerja
  3. Tugas yang berat / berlebihan
  4. Perubahan / pergeseran kerja
  5. Iklim di tempat kerja
  6. Pekerjaan lain / paruh waktu seperti ibu rumah tangga, sebagai orang tua dan lain-lain
Untuk mengetahui pajanan (peristiwa /risiko penularan) di tempat kerja, maka perlu diketahui:
  1. Pajanan yang ada saat ini dan sebelumnya (fisik, biologi, kimia, dan psikososial) dengan membuat daftar pertanyaan
  2. Riwayat mengalami kecelakaan atau kejadian dalam penggunaan bahan kimia, misalnya: menumpahkan bahan kimia, dll.
  3. Bekerja dengan pajanan pada tempat yang terbatas

2.2  PENGERTIAN PAK
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut PAK sebagai berikut:
- Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease
Adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
- Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related Disease
Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks
- Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting Working Populations
Adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan
DIAGNOSIS
Sebelum menentukan penyakit tersebut disebabkan karena risiko pekerjaan, dibutuhkan diagnosis yang tepat dan untuk menunjang diagnosis tersebut, maka diperlukan beberapa sumber dalam menyelidiki secara adekuat hubungan antara pekerjaan dengan penyakit.
Keberhasilan identifikasi PAK diberbagai kelompok pekerjaan tergantung dari riwayat pasien secara keseluruhan. Untuk mempertegas diperlukan pemeriksaan laboratorium (bio monitoring dan tes klinik), penilaian paparan lingkungan secara tepat dengan memperhatikan legalitas, etika dan faktor sosioekonomi. Selain itu juga perlu diketahui garis besar riwayat pekerjaan, serta gambaran pekerjaan saat ini dan saat yang lalu.
Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
  1. Golongan Fisik - bising, radiasi, suhu ekstrem, tekanan  udara, vibrasi, penerangan
  2. Golongan Kimiawi - semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut
  3. Golongan Biologik - bakteri, virus, jamur dan lain-lain
  4. Golongan Fisiologik/Ergonomik - desain tempat kerja, beban kerja
  5. Golongan Psikososial - stres psikis, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan, dan lain-lain
Di negara maju faktor fisik, biologi dan kimiawi sudah dapat dikendalikan, sehingga golongan fisiologik dan psikososial yang menjadi penyebab utama.

2.3  Beberapa Penyakit Akibat Kerja/Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Penyakit Saluran Pernafasan
PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis.
1.1 Akut misalnya asma akibat kerja.
1.2 Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau karena virus.
1.3 Kronis, missal: asbestosis.
1.4 Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
1.5 Edema paru akut.
1.6 Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.
  1. Penyakit Kulit
a.       Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan,Tidak mengancam kehidupan,kadang sembuh sendiri.                                         
b.      Dermatitis kontak yang dilaporkan, 90% merupakan penyakit kulit yang berhubungan             dengan pekerjaan.
c.       Penting riwayat pekerjaan dalam mengidentifikasi iritan yang merupakan penyebab, membuat peka atau karena faktor lain.
  1. Kerusakan Pendengaran
·         Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukan akibat pajanan kebisingan yang lama, ada beberapa kasus bukan karena pekerjaan.
·         Riwayat pekerjaan secara detail sebaiknya didapatkan dari setiap orang dengan gangguan pendengaran.
·         Dibuat rekomendasi tentang pencegahan terjadinya hilangnya pendengaran.
  1. Gejala pada Punggung dan Sendi
Ø  Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada punggung yang        berhubungan dengan pekerjaandaripada yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
Ø  Penentuan kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan.
Ø  Artritis dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan berulang yang tidak wajar.
  1. Kanker
Ø  Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang disebabkan oleh pajanan di tempat kerja.
Ø  Bukti bahwa bahan di tempat kerja, karsinogen sering kali didapat dari laporan klinis individu dari pada studi epidemiologi.
Ø  Pada Kanker pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun sebelum diagnosis.
  1. Coronary Artery Disease
Ø  Oleh karena stres atau Carbon Monoksida dan bahan kimia lain di tempat kerja

  1. Penyakit Liver
Ø  Sering di diagnosis sebagai penyakit liver oleh karena hepatitis virus atau sirosis karena alkohol.
Ø  Penting riwayat tentang pekerjaan, serta bahan toksik yang ada.
  1. Masalah Neuropsikiatrik
Ø  Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering diabaikan
Ø  Neuro pati perifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian alkohol atau tidak diketahui penyebabnya, depresi SSP oleh karena penyalahgunaan zat-zat atau masalah psikiatri.
Ø  Kelakuan yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan.
Ø  Lebih dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat menyebabkan depresi SSP.
Ø  Beberapa neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri, methyl, butyl ketone) dapat menyebabkan neuropati perifer.
Ø  Carbon disulfide dapat menyebabkan gejala seperti psikosis.

  1. Penyakit  yang Tidak Diketahui Sebabnya
Ø  Alergi.
Ø  Gangguan kecemasan mungkin berhubungan dengan bahan kimia atau lingkungan.
Ø  Sick building syndrome.
Ø  Multiple Chemical Sensitivities (MCS), mis: parfum, derivate petroleum, rokok.

2.4  Pencegahan PAK

Mengetahui keadaan pekerjaa, dan kondisinya seperti yang telah dijelaskan di atas dapat menjadi salah satu pencegahan terhadap PAK. Selanjutnya sebelum dr. Agung menutup wawancara, Ia juga memberikan beberapa tips dalam mencegah PAK, diantaranya:
1. Pakailah APD secara benar dan teratur
2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.
Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditembuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja, diantaranya:
A. Pencegahan Primer – Health Promotion
  1. Perilaku Kesehatan
  2. Faktor bahaya di tempat kerja
  3. Perilaku kerja yang baik
  4. Olahraga
  5. Gizi seimbang
B. Pencegahan Sekunder – Specifict Protection
  1. Pengendalian melalui perundang-undangan
  2. Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja
  3. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD)
  4. Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi
C. Pencegahan Tersier - Early Diagnosis and Prompt Treatment
  1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja.
  2. Pemeriksaan kesehatan berkala.
  3. Surveilans.
  4. Pemeriksaan lingkungan secara berkala.
  5. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja.
  6. Pengendalian segera di tempat kerja.
Kondisi fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja, namun dengan bekerja benar teratur bukan berarti dapat mencegah kesehatan kita terganggu. Kepedulian dan kesadaran akan jenis pekerjaan juga kondisi pekerjaan dapat menghalau sumber penyakit menyerang. Dengan didukung perusahaan yang sadar kesehatan, maka kantor pun akan benar-benar menjadi lahan menuai hasil bukanlah penyakit.

2.5  Pengaruh Komputer Terhadap Kesehatan Mata
Komputer merupakan peralatan yang selalu digunakan dalam setiap pekerjaan kantor, pabrik, kegiatan belajar mengajar bahkan dirumah-rumah pun sekarang sudah disediakan komputer, sehingga banyak orang harus bekerja di depan monitor komputer sepanjang hari. Untuk dapat melihat dengan jelas dan berakomodasi, mata kita dilengkapi tiga otot eksternal yang mengatur gerakan bola mata. Ketiga otot ini pulalah yang akan bekerja keras ketika anda bekerja selama di depan komputer. Bila sudah terlalu lelah, otot - otot mata akan semakin berkurang kekuatannya dan kemampuan fokus mata pun akan menurun. Bukan tidak mungkin Anda akan mengeluh sakit kepala, penglihatan menjadi kabur secara permanen sehingga harus memakai kacamata, ataupun malah menambah ukuran minus / plus kacamata anda.

Berikut beberapa tips mengatasi kelelahan dan ketegangan mata di  saat bekerja di depan monitor.
    Berikan istirahat secukupnya secara berkala walaupun hanya dengan sekedar memejamkan mata selama beberapa menit, bahkan sebelum mata Anda terasa lelah. Jangan pernah mengucek mata anda, sering-seringlah berkedip. Ini dapat menurunkan ketegangan dan menjaga mata anda tetap basah dan sejuk. Bila anda terlalu lama melihat dalam jarak dekat, alihkan pandangan anda ke arah yang jauh. Lakukan selama beberapa menit setiap 30 menit.

    Perhatikan pencahayaan dalam ruang kerja anda. Jangan bekerja dalam ruangan yang terlalu terang dan menyilaukan mata. Gunakan kerai untuk mengatur cahaya dari jendela. Letakkan lampu di atas kepala. Hindari anda menatap cahayanya secara langsung. Sebaliknya, jangan pula bekerja dalam ruangan yang terlalu gelap atau redup. Usahakan agar ruangan anda cukup terang agarmata anda tidak bekerja terllau keras.

    Gunakan filter glass monitor untuk mengurangi sinar yang menyilaukan dan radiasi yang dipancarkan layar monitor. Berbicaralah pada vendor perlengkapan komputer anda untuk mendapatkan filter yang baik dan mampu mengurang ipengaruh radiasi, bukan hanya sekedar meredupkan cahaya monitor. Periksa apakah monitor anda masih bekerja dengan baik. Bila gambar yang tampak semakin buram, atau tidak nyaman bagi mata anda, maka sudah waktunya untuk memperbaiki atau mengganti monitor komputer anda. Lebih baik mengganti monitor daripada membiarkan mata anda terganggu. Sering-seringlah membersihkan monitor dari debu dan kotoran yang mengganggu layar.
    Jika anda harus bekerja dengan menyalin atau membaca kertas kerja, maka letakkan kertas kerja tersebut dalam jarak yang seimbang dengan monitor anda. Ini agar anda tidak perlu bolak-balik memfokuskan pandangan untuk membaca kertas kerja anda, setelah membaca di layar monitor.

 Letakkan layar monitor sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara 10 - 15 derajat dari posisi sejajar dengan pandangan lurus anda. Hal ini selain agar tidak melelahkan mata anda, juga menjaga agar bahu, dan leher cukup nyaman dalam bekerja.

    Jika anda harus mengedit tulisan di depan komputer, pastikan ukuran atau font hurup yang anda gunakan cukup besar. Jangan paksa mata anda untuk membaca hurup kecil pada monitor. Mata anda bukanlah mikroskop bagi tulisan yang ada di layar monitor. Gunakan fasilitas untuk memperbesar atau menyesuaikan besar tampilan gambar di monitor anda. Bila anda telah selesai mengedit atau membacanya, anda bisa kembalikan font tersebut ke posisi semula.

    Jika anda menggunakan kacamata atau lensa kontak dan anda harus bekerja sepanjang hari di depan monitor, ada baiknya anda konsultasikan dengan dokter mata atau optik anda agar anda bisa mendapatkan kacamata yang sesuai. Baik ukuran lensa dan framenya. Bila anda merasa lelah menggunakan kacamata, tanggalkan saja. Kacamata bisa membuat mata lelah. Sesekali biarkan mata anda melihat bebas. Namun, segera kenakan kacamata anda bila merasa harus mengenakannya. Jangan paksa mata anda melihat tanpa
bantuan kacamata anda.


Bsnyak orang sering mengabaikan apa yang dinamakan cara duduk yang benar.Padahal hal ini sangatlah penting sebagai dasar pola posisi ergonomis yang mana banyak aktivitas kerja dalam posisi duduk. Misalnya mengetik di depan komputer. eski bukan tipe pemanja yang mudah mengeluh, sekali-sekali Anda tentu pernah merasakan tak enak badan. Sakit punggung, mata pedih dan terus menerus mengeluarkan air mata. Merasakan seluruh otot dan urat badan kaku dan mengencang, sakit atau merasa tidak nyaman. Tangan, pergelangan tangan, jari, lengan dan siku terasa sakit seperti terbakar. Adakalanya tangan perih, dingin, ataupun kebas (kesemutan), dan kehilangan kekuatan dan koordinasi. Ketika terjaga tengah malam, badan satu sakit semua disertai pegal-pegal. Ingin rasanya segera memijat tangan, pergelangan, dan lengan. Kalau muncul gejala sakit seperti itu, jangan anggap remeh. Coba dengarkan keluhan punggung Anda, juga keluhan bagian tubuh lainnya. Siapa tahu punggung Anda memang sedang mengalami masalah? Atau, barangkali anda terserang Repetitive Strain Injury (RSI). Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat menimbulkan cedera urat tangan, lengan dan bahu. Bisa dibayangkan, berapa ribu kali jari-jari tangan mengulang gerakan memukul tuts keyboard ketika sedang mengetik, misalnya. Apalagi tangan sambil mencengkeram dan menggeser-geser mouse. Lambat laun, tanpa disadari bisa terjadi akumulasi kerusakan pada badan secara keseluruhan. Sesungguhnya semua risiko yang dialami para pekerja kantoran bukan semata-mata faktor kecerobohan - misal kurang memperhatikan posisi duduk yang benar. Namun bisa jadi disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer, lampu penerang ruangan) kurang mendukung kenyamanan dan kesehatan. Sebutlah, sakit pinggang jangan-jangan karena tempat duduknya tidak memberi kenyamanan tulang belakang. Atau, penataan perangkat komputer yang kurang tepat. Apalagi seharian (setidaknya delapan jam sehari - itu kalau tidak lembur) hanya duduk, sementara indera penglihatan terus melototi layar komputer dan jari-jari tangan sibuk memencet tuts keyboard. Karenanya sarana penunjang kerja perlu mendapat perhatian, tidak saja dari segi keselamatan, tapi juga kenyamanan dan kesehatan. Perlu dicatat, saat mengetik ambil posisi duduk tegak, tidak bersikap loyo atau lesu. Untuk urusan ini, sekarang sudah banyak dipasarkan model kursi ergonomis yang gampang disetel sandarannya sehingga menawarkan kenyamanan. Sikap duduk yang benar dan model kursi yang tepat membantu mengatasi masalah ini. Soalnya keluhan pada punggung umumnya berkaitan dengan otot tulang belakang. Yang artinya ada faktor ergonomi berperan dalam sindrom itu. Duduk bisa mengurangi rasa penat, memang benar. Tetapi kalau dilakukan dalam jangka waktu lama dan posisi statis, justru bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu, punggung, dan lengan. Alias RSI itu tadi. Kenapa bisa begitu? Karena pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa cukup kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya, timbul rasa lelah dan nyeri pada otot tubuh. Yang paling sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada bagian belakang tubuh hingga leher, yang disebut juga varicose veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk.
Bsnyak orang sering mengabaikan apa yang dinamakan cara duduk yang benar.Padahal hal ini sangatlah penting sebagai dasar pola posisi ergonomis yang mana banyak aktivitas kerja dalam posisi duduk. Misalnya mengetik di depan komputer. eski bukan tipe pemanja yang mudah mengeluh, sekali-sekali Anda tentu pernah merasakan tak enak badan. Sakit punggung, mata pedih dan terus menerus mengeluarkan air mata. Merasakan seluruh otot dan urat badan kaku dan mengencang, sakit atau merasa tidak nyaman. Tangan, pergelangan tangan, jari, lengan dan siku terasa sakit seperti terbakar. Adakalanya tangan perih, dingin, ataupun kebas (kesemutan), dan kehilangan kekuatan dan koordinasi. Ketika terjaga tengah malam, badan satu sakit semua disertai pegal-pegal. Ingin rasanya segera memijat tangan, pergelangan, dan lengan. Kalau muncul gejala sakit seperti itu, jangan anggap remeh. Coba dengarkan keluhan punggung Anda, juga keluhan bagian tubuh lainnya. Siapa tahu punggung Anda memang sedang mengalami masalah? Atau, barangkali anda terserang Repetitive Strain Injury (RSI). Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat menimbulkan cedera urat tangan, lengan dan bahu. Bisa dibayangkan, berapa ribu kali jari-jari tangan mengulang gerakan memukul tuts keyboard ketika sedang mengetik, misalnya. Apalagi tangan sambil mencengkeram dan menggeser-geser mouse. Lambat laun, tanpa disadari bisa terjadi akumulasi kerusakan pada badan secara keseluruhan. Sesungguhnya semua risiko yang dialami para pekerja kantoran bukan semata-mata faktor kecerobohan - misal kurang memperhatikan posisi duduk yang benar. Namun bisa jadi disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer, lampu penerang ruangan) kurang mendukung kenyamanan dan kesehatan. Sebutlah, sakit pinggang jangan-jangan karena tempat duduknya tidak memberi kenyamanan tulang belakang. Atau, penataan perangkat komputer yang kurang tepat. Apalagi seharian (setidaknya delapan jam sehari - itu kalau tidak lembur) hanya duduk, sementara indera penglihatan terus melototi layar komputer dan jari-jari tangan sibuk memencet tuts keyboard. Karenanya sarana penunjang kerja perlu mendapat perhatian, tidak saja dari segi keselamatan, tapi juga kenyamanan dan kesehatan. Perlu dicatat, saat mengetik ambil posisi duduk tegak, tidak bersikap loyo atau lesu. Untuk urusan ini, sekarang sudah banyak dipasarkan model kursi ergonomis yang gampang disetel sandarannya sehingga menawarkan kenyamanan. Sikap duduk yang benar dan model kursi yang tepat membantu mengatasi masalah ini. Soalnya keluhan pada punggung umumnya berkaitan dengan otot tulang belakang. Yang artinya ada faktor ergonomi berperan dalam sindrom itu. Duduk bisa mengurangi rasa penat, memang benar. Tetapi kalau dilakukan dalam jangka waktu lama dan posisi statis, justru bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu, punggung, dan lengan. Alias RSI itu tadi. Kenapa bisa begitu? Karena pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa cukup kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya, timbul rasa lelah dan nyeri pada otot tubuh. Yang paling sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada bagian belakang tubuh hingga leher, yang disebut juga varicose veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk.

http://p.admob.com/e0?rt=0&z=1307892255.28&a=&s=a14af056eadabdb&o=96874c6a146340a2d12bbdfb354fa0c1&lt=0.0293999786682&to=1
Bekerja di depan komputer sudah menjadi rutinitas bagi kita, baik itu pekerja kantoran ataupun blogger seperti saya. Banyak dari kita yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, ketika duduk bagian manakah yang sakit ? pinggang, tangan atau hampir seluruh tubuh anda yang sakit ?
Salah satu sebabnya adalah mungkin posisi duduk kita yang tidak ergonomis. Sebelum membahas bagaimana cara agar bekerja didepan komputer lebih ergonomis mungkin mari kita baca ulang tulisan saya mengenai tips sehat bekerja di depan komputer. Tetapi kali ini saya lebih membahas bagaimana agar posisi duduk kita ketika bekerja lebih ergonomis dan nyaman.
Berikut 9 tips agar posisi duduk ketika bekerja di depan komputer agar lebih ergonomis dan nyaman sehingga bebas dari rasa sakit pinggang dan sakit lainnya :
  1. Gunakan kursi yang berkaki banyak, misalnya kaki lima. Ini berfungsi untuk menjaga stabilitas dudukan dan keseimbangan badan.
  2. Pastikan kursi anda berada di atas karpet atau alas yang tidak licin sehingga tidak goyang.
  3. Disamping menggunakan kursi yang berkaki lima, sebaiknya gunakan kursi yang dapat memutar sehingga pekerjaan “ mobile “ anda akan lebih mudah.
  4. Pilih juga kursi yang  dapat di atur tinggi rendahnya. Ini tentunya agar fleksibel  dengan ukuran tinggi tubuh penggunanya.
  5. Gunakan juga kursi yang mempunyai sandaran di punggung sehingga dapat menopang punggung dengan baik, bila tidak ada sebaiknya gunakan bantal.
  6. Gunakan monitor yang lebar.
  7. Atur senyaman mungkin resolusi monitor anda sehingga tidak melelahkan mata.
  8. Pastikan tinggi meja dan kursi anda sesuai dengan tinggi tubuh anda.
  9. Terakhir, pastikan lebar dudukan kursi sesuai dengan lebar bokong. Dapat di bayangkan ketika lebar dudukan kursi lebih kecil dari bokong anda ?

2.7   Nyaman bekerja dengan posisi duduk normal

Nich bagi karyawan dan karyawati dan para bloggers khususnya, yang sering duduk lama di depan komputer, ada cara untuk tetap terasa nyaman ketiga duduk memplototin laptop dan sejenisnya.
Pernahkan kamu merasa pegal di sekitar pinggang dan lutut saat bekerja?
Tapi Jika problema ini kerap anda alami, bisa jadi dipicu posisi duduk yang salah. Padahal postur tubuh amat dipengaruhi kebiasaan memposisikan tubuh seperti ketika berdiri, tidur, maupun duduk.
Pernahkah kamu memperkirakan berapa lama waktu yang dihabiskan dalam sehari di kursi ketika mengerjakan tugas/ngeblog? sering kita tidak menyadari waktu telah berjalan begitu lama.
Sebagai contoh yach, silahkan disimak informasi yang dilansir dari situs BBC News, di mana British Chiropractic Association memperkirakan 32 persen dari total populasi penduduk Inggris menghabiskan waktu lebih dari 10 jam di tempat duduknya. Kemudian setengah populasi tidak meninggalkan meja kerja bahkan saat makan siang sekali pun. Dan dua pertiganya kembali menghabiskan waktu di tempat duduk ketika mereka pulang kerja.




Bekerja di depan komputer sudah menjadi rutinitas bagi kita, baik itu pekerja kantoran ataupun blogger seperti saya Banyak dari kita yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, ketika duduk bagian manakah yang sakit ? pinggang, tangan atau hampir seluruh tubuh anda yang sakit ?
Salah satu sebabnya adalah mungkin posisi duduk kita yang tidak ergonomis. Sebelum membahas bagaimana cara agar bekerja didepan komputer lebih ergonomis mungkin mari kita baca ulang tulisan saya mengenai tips sehat kerja di depan komputer Tetapi kali ini saya lebih membahas bagaimana agar posisi duduk kita ketika bekerja lebih ergonomis dan nyaman.

Berikut 9 tips agar posisi duduk ketika bekerja di depan komputer agar lebih ergonomis dan nyaman sehingga bebas dari rasa sakit pinggang dan sakit lainnya :
  1. Gunakan kursi yang berkaki banyak, misalnya kaki lima. Ini berfungsi untuk menjaga stabilitas dudukan dan keseimbangan badan.
  2. Pastikan kursi anda berada di atas karpet atau alas yang tidak licin sehingga tidak goyang.
  3. Disamping menggunakan kursi yang berkaki lima, sebaiknya gunakan kursi yang dapat memutar sehingga pekerjaan “ mobile “ anda akan lebih mudah.
  4. Pilih juga kursi yang  dapat di atur tinggi rendahnya. Ini tentunya agar fleksibel  dengan ukuran tinggi tubuh penggunanya.
  5. Gunakan juga kursi yang mempunyai sandaran di punggung sehingga dapat menopang punggung dengan baik, bila tidak ada sebaiknya gunakan bantal.
  6. Gunakan monitor yang lebar.
  7. Atur senyaman mungkin resolusi monitor anda sehingga tidak melelahkan mata.
  8. Pastikan tinggi meja dan kursi anda sesuai dengan tinggi tubuh anda.
  9. Terakhir, pastikan lebar dudukan kursi sesuai dengan lebar bokong. Dapat di bayangkan ketika lebar dudukan kursi lebih kecil dari bokong anda ?

BAB III
PENUTUP
                                                                                                                         
3.1  Kesimpulan


Dalam pelaksanaan K3 perkantoran perlu memperhatikan 2(dua) hal penting yakni :
·         Indoor
·         Outdoor.
Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, display unit (tata ruang dan alat), hygiene dan sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai penggunaan komputer.
Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam melaksanakanpekerjaannya.
Dua Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal mengevaluasi dalam mengendalikan semua factor-faktor dan stress lingkungan ditempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteran, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat
Mencegah timbulannya kecerdasan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-kungan usaha pengenalan (recognition), penilaian (evaluasi), dan pengendalian (contol) bahaya lingkungan kerja atau accupational health hazards
Menciptakan kondisi tempat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahan maupun kepada karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan.

Direktorat Bina Kesehatan Kerja Depkes RI. 2007. Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan: Pengantar Penyakit Akibat Kerja

3.2  Saran – saran

Mengusulkan pada Pusat Promosi Kesehatan untuk membuat poster/leaflet. Secara umum di setiap unit kerja dibuat poster yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja. Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.
Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukkan komentar anda disini